Rabu, 16 November 2011

KARAKTERISTIK KERJA SENSOR ARUS ACS-712 ELC-05B DENGAN PENDEKATAN METODE REGRESI

I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “Teknik Komputasi” sebagai penerapan teori teknik komputasi dalam permasalahan real. Pada makalah ini di ambil permasalahan real dengan mengambil data dari sensor arus ACS-712 ELS-05B sebagai respon dari masukan yang berupa beban listrik. Data respon dari sensor arus akan di analisis dengan salah satu metode dalam “Teknik Komputasi” yaitu metode regresi.
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimana mengetahui karakteristik sensor berupa tanggapan tegangan keluaran terhadap perubahan daya beban masukan.
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui karakteristik dari sensor arus ACS-712 ELS-05B dengan menggunakan analisis regresi terhadap data respon yang diperoleh dari sensor.
II. Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Arus Bolak-Balik (AC)
Arus bolak-balik dapat diperoleh dari sebuah generator AC. Prinsip kerja dari generator AC adalah sebuah penghantar yang digerakkan sedemikian rupa didalam medan magnet, gerakan penghantar tersebut akan memotong garis medan magnet sehingga akan terjadi sebuah gaya pada penghantar tersebut. Gaya yang terjadi akan menggerakkan elektron searah dengan arah gerak penghantar sehingga akan terjadi penumpukan elektro pada sisi bawah penghantar dan akan terjadi pula kekurangan elektron pada sisi atas penghantar. Dengan adanya perbedaan muatan elektron inilah yang akan menyebabkan terjadinya tegangan pada penghantar selama bergerak di dalam medan magnet.
Gambar 1. Bentuk Arus Bolak-Balik Satu Fasa
Hubungan antara frequensi, kecepatan putar dan tegangan yang timbul pada generator arus bolak balik.
  • Frekwensi.

dimana :
P   = jumlah kutub magnit.
N   = putaran rotor permenit
f     = jumlah lengkap putaran perdetik.
  • E.M.F (electro motor force).
E = 4,44 Kc Kd Φ f [Volt]
dimana :
Kc = jarak antar kumparan atau pitch factor.
Kd = faktor distribusi.
Φ  = fluks per kutub [weber]
f    = frekwensi.
Persamaan tegangan bolak-balik (Alternating voltage equations) dengan diketahui bahwa perputaran kumparan dengan percepatan tertentu yaitu ω radians second atau 2π radians dan grafik tegangan untuk satu cycle adalah :
sesuai standar persamaan dari tegangan bolak-balik adalah :
e = Em sin ωt

a. Nilai sesaat (Instantaneous value).
Didefinisikan sebagai harga sesaat ketika berputar dimana nilai pada lokasi tertentu, untuk membedakan,notasi tegangan dan arus nilai sesaat dinotasikan sebagai e dan i (huruf kecil).
b. Nilai Puncak (peak value).
Disebut juga nilai maximum baik Positip (+) maupun negatip (-) baik untuk tegangan maupun arus dan disebut juga sebagai nilai makismum.
c. Nilai rata-rata (average value).
Nilai rata-rata yang dihitung secara arithmetical satu cycle. nilai rata-rata arus dan tegangan bolak-balik yang berbentuk gelombang sinusoidal adalah :
Eav = 0,637 Em dan Iav = 0,637 Im ( 0,637 =2/ π )
d. Nilai efektip, (effectiv value)
Harga efektif atau harga guna dari arus bolak-balik yang berbentuk sinus adalah suatu harga arus yang lebih penting dari pada harga arus rata-rata.
Untuk tegangan efektif:
Arus efektif:
2.2.    Daya Listrik Arus Bolak-Balik
A. Daya Satu Fasa
Besarnya daya listrik untuk arus searah telah diketahui dengan rumus sbb:
P = V I
Dimana,
P = Daya Listrik, V = Tegangan, I  = Arus
Untuk arus bolak balik diketahui:
e = Em sin
dan
i = Im sin
maka daya listrik untuk arus bolak-balik adalah
P(W) = e.i
P(W) = Em sin x Im sin
P(W) = Em.Im sin2
B.    Kuat Arus dan Daya  Semu
Gambar dibawah ini menunjukan lengkung sinus dari kuat arus dengan rumus
i = Im. Sin ωt.
Dan tegangan  menurut rumus :
e = Em. sin (ωt+90º)
rumus tegangan e diatas.karena tegangan e mendahului 90º terhadap kuat arus i, sehingga tegangan itu dapat diaggap sebagai tegangan cosinus :
e = Em. Cos ωt
Gambar 2. Arus dan Tegangan Bolak Balik
P = i x e
= Im.sin ωt x Em.cos ωt.
= ½ Im.Em sin ωt
Dengan demikian rumus diatas menandakam bahwa garis lengkung w (P) berupa garis sinus dengan harga puncak :
C.    Daya Aktif atau daya nyata (Watt)
Untuk tenaga listrik nyata yang dikeluarkan oleh arus bola-balik dengan fasa φº tegangan bolak-balik yaitu :
Daya Watt (W) = E x I x cos φ.
Dalam jumlah usaha nyata/wujud yang dilakukan oleh arus dan tegangan bolak-balik dengan fasa φº yaitu sebesar :
A = E x I x t x cos φ dalam satuan joule
Cos φ (dibaca cosinus phi) dinamakan faktor kerja (Power factor).
D.    Daya Reaktif. (VAR).
Adalah daya yang secara elektrik bisa diukur, Secara vektor merupakan penjumlahan dari vector  perkalian E x I dimana arus mengalir pada komponen resistor sehingga arah vektornya searah dengan tegangan (referensinya), dan vektor yang arah 90º terhadap tegangan, tergantung pada beban seperti induktif atau capasitif. Biayanya daya yang searah dengan tegangan disebut dengan daya aktif sedangkan yang lain disebut dengan daya reaktif.
Untuk tenaga listrik reaktif yang dikeluarkan oleh arus bola-balik yang mempunyai fasa φº dengan tegangan bolak-balik yaitu :
Daya reaktif (VAR) = E x I x sin φ.
2.3. Sensor arus ACS-712 ELC-05B

Sensor arus dari keluarga ACS-712 ELC-05B adalah solusi untuk pembacaan arus didalam dunia industri, otomotif, komersil dan sistem-sistem komunikasi. Sensor ini biasanya digunakan untuk mengontrol motor, deteksi beban listrik, switched-mode power supplies dan proteksi beban berlebih. Sensor ini memiliki pembacaan dengan ketepatan yang tinggi, karena didalamnya terdapat rangkaian low-offset linear Hall dengan satu lintasan yang terbuat dari tembaga. cara kerja sensor ini adalah arus yang dibaca mengalir melalui kabel tembaga yang terdapat didalamnya yang menghasilkan medan magnet yang di tangkap oleh integrated Hall IC dan diubah menjadi tegangan proporsional. Ketelitian dalam pembacaan sensor dioptimalkan dengan cara pemasangan komponen yang ada didalamnya antara penghantar yang menghasilkan medan magnet dengan hall transducer secara berdekatan. Persisnya, tegangan proporsional yang rendah akan menstabilkan Bi CMOS Hall IC yang didalamnya yang telah dibuat untuk ketelitian yang tinggi oleh pabrik.
Dimana titik tengah output sensor sebesar (>VCC/2) saat peningkatan arus pada penghantar arus yang digunakan untuk pendeteksian. Hambatan dalam penghantar sensor sebesar 1,5mΩ dengan daya yang rendah. Ketebalan penghantar arus didalam sensor sebesar 3x kondisi overcurrent. Sensor ini telah dikalibrasi oleh pabrik. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.
Gambar 3. Blok diagram fungsional ACS-712 ELC05B
Beberapa fitur penting dari sensor arus ACS-712 ELC05B adalah:
▪ Jalur sinyal analog yang rendah noise
▪ Bandwidth perangkat diatur melalui pin FILTER yang baru
▪ Waktu naik keluaran 5 mikrodetik dalam menanggapi langkah masukan aktif
▪ Bandwith 50 kHz
▪ Total error keluaran 1,5% pada TA = 25°, dan 4% pada -40° C sampai 85° C
▪ Bentuk yang kecil, paket SOIC8 yang kompak.
▪ Resistansi internal 1.2 mΩ.
▪ 2.1 kVRMS tegangan isolasi minimum dari pin 1-4 ke pin 5-8
▪ Operasi catu daya tunggal 5.0 V
▪ Sensitivitas keluaran  66-185 mV/A
▪ Tegangan keluaran sebanding dengan arus AC atau DC
▪ Akurasi sudah diatur oleh pabrik
▪ Tegangan offset yang sangat stabil
Histeresis magnetic hampir mendekati nol
▪ Keluaran ratiometric diambil dari sumber daya
III. Metode penelitian
3.1.  Bahan dan alat
Dalam penelitian ini digunakan bahan dan alat sebagai berikut:
1.  Rangkaian sensor arus ACS712
2.  Voltmeter
3.  Catu daya 5 VDC
4.  Beban listrik
3.2.  Jalannya penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian karakteristik sensor arus ACS712 sebagai berikut:
1.  Mempersiapkan seluruh peralatan dan bahan.
2.  Membuat rangkaian sensor arus ACS712
3.  Rangkaian sensor arus ACS712
Gambar 4. Rangkaian percobaan sensor arus
4.  Menentukan titik-titik pengukuran.
5.  Mencatat hasil pengukuran ke dalam tabel.
3.3. Variabel
Variabel yang akan digunakan sebagai obyek pengukuran adalah tegangan keluaran sensor arus. Masukannya adalah beban yang divariasikan besarnya daya listrik.
3.4. Rencana analisis
Hasil pengukuran yang dilakukan akan dianalisis dengan menggunakan metode regresi apakah memenuhi syarat linearitas perubahan tegangan masukan terhadap beban dan arus yang mengalir pada beban.
3.5. Kesulitan
Kendala yang dihadapi pada saat melakukan penelitian ini adalah menentukan kalibrasi sensor arus dengan menggunakan alat ukur.
IV. Hasil dan Analisis
4.1. Hasil Pengukuran
Tabel 4.1 Pengukuran Tegangan Sensor Terhadap Beban
No Beban (Watt) Vout sensor (VDC) Nama beban

1 40 1,770 Solder
2 65 1,775 Charger laptop
3 100 1,777 Bor PCB mini
4 105 1,780 Solder+charger
5 140 1,780 Solder+Bor PCB mini
6 350 1,815 Bor Listrik besar
7 450 1,960 Setrika
8 490 1,970 Setrika+Solder
9 590 2,020 Setrika+Solder+Bor PCB mini
10 655 2,060 Setrika+Bor PCB+solder+Charger
11 840 2,050 Setrika+Bor listrik+Solder
Gambar 4.1 Grafik Pengujian Beban Listrik Terhadap Tegangan Keluaran Sensor Arus
4.2. Analisis
Dari data hasil pengukuran maka dibuat tabel seperti dibawah ini:
Tabel 4.2 Data perhitungan persamaan linear

X Y X2 X*Y

40 1,770 1600 70,800

65 1,775 4225 115,375

100 1,777 10000 177,700

105 1,780 11025 186,900

140 1,780 19600 249,200

350 1,815 122500 635,250

450 1,960 202500 882,000

490 1,970 240100 965,300

590 2,020 348100 1191,800

655 2,060 429025 1349,300

840 2,050 705600 1722,000
Jumlah 3825 20,757 2094275 7545,625
Bentuk umum dari suatu persamaan linear adalah sebagai berikut:
Gambar 4.2. Perbandingan grafik regresi dengan grafik data asli
V. Penutup

Selasa, 15 November 2011

Tahanan Variable

Jenis Tahanan Variable 
1. Potensio 
Potensio Adalah Tahanan yang dapat di ubah  hambatannya  mulai  dari minimum  sampai maksimum
Cara mengukur Potensio
Potensio memiliki 3 hambatan   kita sebut aja hambatan a,b dan c
-Jika diukur tahanan /Hanbatan  a dan c  maka harus 10 K  walaupun tangkai tongkat  pada potensio     tersebut  diputar putar
- Jika diukur hambatan  a  dan b  atau dengan hambatan c maka nilai hambtannya daoat berubah  bila tongkat di ubah atau diputar , perubahan nilai a dengan b dan juga dengan c akan berlawanan.
2. LM35  
LM35  Adalah tahanan yang berubah  hambatannya bila perubahan suhu atau panas.
3 TGS 
TGS adalah tahanan atau hambatan yang nilainya atau hambatannya akan berubah bila ada perubahan suhu /panas

Sabtu, 12 November 2011

Belajar Dasar Elektronika

Komponen Dasar Elektronika

Berdasarkan cara kerjanya, komponen elektronika diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu komponen pasif dan komponen aktif. Komponen pasif adalah komponen elektronika yang dapat beroperasi tanpa memerlukan arus dan tegangan listrik, sedangkan komponen aktif adalah komponen elektronika yang memerlukan arus atau tegangan untuk dapat beroperasi. Dari kedua jenis komponen tersebut, berdasarkan fungsinya komponen elektronika dapat dibagi  menjadi tranducer, sensor, dan actuator.

Komponen Pasif:
  1. Resistor (tahanan)
    • Resistor tetap yang memiliki nilai tahanan (resistansi) tetap.
    • Resistor Variable  yang memiliki nilai tahanan bervariasi.
  2. Kapasitor (Condensator)
    • Kapasitor tetap yang memiliki nilai kapasitansi tetap.
    • Kapasitor Variable (Varco) yang memiliki nilai kapasitansi bervariasi.
  3. Inductor (kumparan)
  4. Trafo (Transformator)
  5. Relay
  6. Saklar (switch)
Komponen Aktif:
  1. Dioda
    • Dioda Bridge
    • Photo Dioda
    • Dioda Zener
    • Dioda Pemancar Cahaya (LED)
    • Dioda Scottky
  2. Transistor
    • Transistor Efek Medan
    • Transistor Bipolar
    • Transistor IGBT
    • Transistor Darlington
    • Photo Transistor
  3. IC (Integrated Circuit)
    • IC Analog
    • IC Digital


Sensor:
  1. LDR (Light Dependent Resistance)
  2. Solarcell
  3. NTC (Negative Temperature Coeffisient)
  4. PTC (Positive Temperature Corfficient)
  5. Ultasonic.
  6. Bimetal
Tranducer:
  1. LDR (Light Dependent Resistance) : Resistansi berubah karena pengaruh perubahan intensitas cahaya
  2. Solarcell : Tegangan dihasilkan karena cahaya.
  3. NTC (Negative Temperature Coeffisient) : Resistansi mengecil jika temperature meninggi.
  4. PTC (Positive Temperature Corfficient) : Resistansi membesar jika temperature mengecil.
  5. Microfon (Mic) : Tegangan berubah karena pengarus perubahan suara.
Actuator:
  1. Speaker
  2. LED
  3. Lampu
Setiap komponen elektronika mempunyai sifat dan karakteristik masing-masing sehingga jika disusun dalam suatu sistem yang benar dapat menghasilkan sebuah perangkat elektronik yang bermanfaat. Komponen-komponen tersebut ditulis dengan simbol internasional untuk membantu pemahaman saat menelusuri cara kerja sistem atau pada saat perancangan sebuah rangkaian elektronika melalui skema elektronika dalam bentuk gambar.





Kode Singkatan Komponen Listrik dan Elektronik


Simbol listrik dan elektronik adalah piktogram yang digunakan untuk mewakili komponen listrik dan komponen elektronik seperti kabel, baterai, resistor, dan transistor dalam skema rangkaian listrik atau rangkain elektronik.

Setiap negara, standar simbol-simbol ini dapat berbeda dan bervariasi, demikian juga dengan notasi (kode) singkatan untuk menjelaskan sebuah komponen seperti: Transistor (Q, Tr, atau T), Relay (Re, Ry, atau K), Integrated Circuit (IC atau U).

Apabila dalam sebuah sistem rangkaian listrik atau rangkaian elektronik terdapat lebih dari satu komponen yang sama maka dibelakang notasi singkatan tersebut ditambah angka misalnya U1, U2, U3, R1, R2, R2, C1, C2, C3, dan seterusnya.

Kode singkatan (Disignation) komponen listrik dan elektronik
SINGKATAN
(Designator)
KOMPONEN
AT
Attenuator
BR
Bridge Rectifier
BT
Battery
C
CN
Capacitor Network
D
Semua Dioda termasuk Dioda Zener dan LED
DL
DelayLine
DS
Display
F
Fuse, Sikring
FB or FEB
Ferrite Bead
FD
Fiducial
J
Jack Connector (female)
JP
Link (Jumper)
K
Relay
L
LS
Loudspeaker atau Buzzer
M
Motor
MK
Microphone, Mic
MP
Mechanical Part seperti skrup
P
Plug Connector (male)
PS
Power Supply (Sumber Tegangan)
Q
Transistor (all types)
R
RN
Resistor network
RT
Thermistor
RV
Varistor
S
Switch (all types, including push-buttons)
T
TC
Thermocouple
TUN
Tuner
TP
Test point
U
Integrated circuit
V
Vacuum Tube
VR
Variable Resistor (potentiometer or rheostat)
X
Transducer not matching any other category
Y
Crystal or oscillator
Z
Zener Diode

Kode singkatan (abbreviations) komponen listrik dan elektronik 
yang sering digunakan di industri
SINGKATAN
(abbreviations)
KETERANGAN
AE
Aerial, Antenna
B
Battery
BR
Bridge Rectifier
C
CRT
Cathode Ray Tube (Tabung Monitor)
D or CR
Dioda
DSP
Digital Signal Processor
F
Fuse, Sikring
FET
Field Effect Transistor
GDT
Gas Discharge Tube
IC
Integrated Circuit
J
Jumper (Connector)
JFET
Junction Gate Field-Effect Transistor
L
Inductor
LCD
Liquid Crystal Display
LDR
Light Dependent Resistor
LED
Light Emitting Diode
LS
Speaker, Loud Speaker
M
Motor
MCB
Magnetic Circuit Breaker
Mic
Microphone
MOSFET
Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor
Ne
Lampu Neon
OP
Operational Amplifier
PCB
Printed Circuit Board
PU
Pickup
Q
Transistor
R
Resistor
RLA
Relay
SCR
Silicon Controlled Rectifier
SW
Switch, Saklar
T
Transformer, Transformatoe, Trafo
TFT
Thin Film Transistor (display)
TH
Thermistor
TP
Test Point
Tr
Transistor
U
Integrated Circuit (IC)
V
Valve (tube)
VC
Variable Capacitor
VFD
Vacuum Fluorescent Display
VLSI
Very Large Scale Integration
VR
Variable Resistor
X
Crystal, Ceramic Resonator
XMER
Transformer
XTAL
Crystal
Z or ZD
Zener diode